Fishmeal yang dihasilkan dari ikan utuh

Fish meal (tepung ikan) dibuat dari ikan utuh maupun hasil samping pengolahan ikan yang telah dikeringkan dan digiling. Komposisi dan tingkat degradasi proteinnya dapat sangat bervariasi tergantung pada sumber bahan bakunya. Masalah palatabilitas (tingkat kesukaan ternak terhadap rasa) dapat muncul jika fish meal digunakan dalam jumlah yang terlalu tinggi. Lemak tak jenuh yang terdapat dalam fish meal diketahui dapat menurunkan tingkat pencernaan serat di dalam rumen

Selain protein berkualitas tinggi, mineral, vitamin B, dan vitamin-vitamin lainnya, fish meal adalah suplemen pakan yang padat gizi dan juga mengandung faktor pertumbuhan yang belum teridentifikasi. Fish meal kaya akan beragam asam amino esensial. Produk ini dibuat dari ikan yang dimasak, dihancurkan, dikeringkan, dan digiling—baik berasal dari tangkapan sampingan, limbah filleting, limbah pengalengan, maupun limbah proses pengolahan lainnya

Kandungan nutrisinya sangat bervariasi, tergantung bahan baku, metode pengolahan, serta kondisi lingkungan selama proses produksi. Secara umum, fish meal mengandung 50 %–60 % protein, 5 %–10 % lemak, 12 %–35 % abu, dan 6 %–10 % kadar air (Tejpal et al., 2021)

Selain vitamin larut air golongan B—seperti riboflavin, niasin, asam pantotenat, kolin, dan vitamin B12—fish meal juga mengandung vitamin larut minyak, yakni vitamin A dan D. Karena ikan merupakan sumber minyak yang baik, fish meal biasanya mengandung 6 %–10 % minyak, yang menjadi sumber energi bagi ikan, hewan ternak, dan unggas. Minyak ini juga mendukung pertumbuhan dan penggemukan

Fish meal yang dihasilkan dari ikan utuh beserta tulangnya kaya akan unsur hara penting seperti kalsium, fosfor, dan magnesium. Pada mamalia maupun unggas, kalsium sangat penting untuk pembentukan tulang. Fish meal juga mengandung kadar besi yang tinggi, serta berbagai mineral mikro penting bagi proses biokimia—termasuk yodium, molibdenum, tembaga, seng, dan mangan.

Scroll to Top